Pesan Gembala
Shalom dan salam sejahtera
di dalam kasih Kristus!
Mewakili seluruh keluarga besar Rajawali Ministry, saya ucapkan selamat datang di website kami. Rajawali Ministry terbuka untuk siapa saja dan hati kami terbuka bagi orang-orang yang memerlukan tempat beribadah untuk membangun kehidupan spiritual mereka, bertumbuh bersama serta berinteraksi dengan saudara seiman.
Rajawali Ministry memiliki komitmen untuk "Memuliakan Yesus, memperlengkapi orang-orang percaya, dan menginjili orang berdosa" . Hal ini kami realisasikan melalui ibadah, persekutuan, pemuridan, penginjilan dan berbagai program pelayanan yang telah kami susun. Kami hadir sebagai bagian dari Tubuh Kristus dengan tujuan menciptakan lingkungan yang di mana setiap orang merasakan penerimaan dengan penuh kasih, bertumbuh secara rohani melalui ibadah dan komunitas, berakar dalam firman Tuhan dan berdampak bagi sesama di berbagai area kehidupan.
Jika saudara belum menjadi anggota jemaat Rajawali Ministry , kami menyambut saudara dengan kasih untuk datang, bertumbuh dan bersama-sama melayani Kristus dengan setia. Kami berharap website ini dapat memandu saudara untuk melihat berbagai area pelayanan yang dikerjakan oleh anggota kami untuk kemuliaan Yesus Kristus.
Tuhan Memberkati!
Pdt. Saderach Effendi
Gembala Sidang

HATI-HATI DENGAN DIRIMU
Pdm. Bertina Munthe
1 Timotius 4:16
“Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirmu dan semua orang yang mendengar engkau”.
Umumnya kita sering mendengar nasehat agar kita berhati-hati terhadap orang lain, karena mereka bisa saja mencelakai dan merugikan kita. Hampir tidak pernah atau jarang sekali kita mendengar nasehat agar kita berhati-hati dengan diri sendiri. Faktanya, memang sebagian besar orang (anak Tuhan) yang memperhatikan dirinya secara serius, terutama menyangkut kehidupan kekal.
Paulus menasehatkan anak rohaninya, Timotius agar mengawasi diri sendiri dan mengawasi ajarannya, supaya ia selamat dan juga menyelamatkan orang yang diajarnya.
Dalam hal apakah kita harus berhati-hati dengan diri sendiri ?
1. Dalam hal kemalasan Rohani
1 Tim4:7, “latihlah dirimu beribadah”. Kata tersebut menegaskan bahwa seorang yang menyebut dirinya anak Tuhan harus berupaya dan berjuang, mendisiplin diri dalam hal beribadah. Ada banyak orang yang menyebut diri Kristen, tetapi menganggap sepele dengan latihan beribadah atau tidak serius membangun manusia rohaninya. Hal ini tampak dalam tindakan mereka yang begitu sibuk mengejar semua fasilitas kehidupan dunia/jasmani nya. Sehingga mereka terlihat begitu terlatih dalam mendapatkan hal-hal jasmani/materi yang berakhir di liang kubur/Fana. Alkitab memerintahkan agar kita barhati-hati dengan kemalasan rohani, sebab bila kita mulai malas beribadah (bersekutu/mengabdi kepada Tuhan)maka pada satu tiitk, kehidupan rohani kita bisa padam dan mati. Sebab itu “janganlah hendaknya kerajinanmu kendor”, selagi masih ada waktu dan kesempatan, marilah kita berusaha segiat-giatnya, terus bergairah dan rajin mencari dan mengejar hadirnya Tuhan dan terus berusaha menghidupi kebenaranNya sehingga manusia rohani kita menjadi kuat, kokoh, bersemangat dan kita tampil menjadi manusia Illahi.
2. Dalam hal membangun rohani sesama
1 Tim.4:11 “Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu”. Tuhan Yesus menyelamatkan kita, supaya kita menjadi alat keselamatanNya bagi orang lain. Idealnya, setiap orang yang mengalami keselamatan, pasti tidak egois (alias perduli dengan keselamatan orang lain), Timotius dinasehati agar mengajarkan semua yang sudah diterimanya kepada orang disekitarnya, dan perlu digaris bawahi “harus dalam kehati-hati an” (awasilah ajaranmu). Paulus menegaskan dalam kitab lain tentang kerinduannya” agar sesudah ia memberitakan Injil, jangan sampai ia sendiri ditolak”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa setiap kita yang sudah diselamatkan harus bersedia dipakai Tuhan sebagai alatnya untuk membangun sesama kita dalam hal keselamatan mereka dan harus dalam keseimbangan, artinya antara apa yang kita alami dan hidupi itulah yang kita bagikan/ajarkan untuk membangun rohani sesama kita. Ini penting untuk diterapkan bahwa kita harus perduli dengan rohani sesama kita, tetapi juga bentuk kepedulian kita tidak boleh asal, karena kita harus mempertanggungjawabkan kehidupan dan perbuatan kita kepada Tuhan.
“WASPADA !!!, VIRUS SHOPAHOLIC”
Pdm. Bertina Munthe
“Dunia orang mati dan kebinasaan tak akan puas, demikianlah mata manusia tak akan puas” Amsal 27:20
Salah satu pemandangan yang dianggap lumrah di zaman ini, pada saat kita ke Mall/pusat perbelanjaan adalah bila di satu/dua counter barang/benda tertentu bertuliskan diskon 50 % + 20 %, maka segerombolan orang (terutama wanita) biasanya akan berkerumun di counter tersebut.
Tanpa mendiskreditkan seseorang, tentu saja bila benda/barang tersebut merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi, itu adalah hal wajar dan bukan masalah. Namun apa jadinya dengan seseorang yang “maniak belanja alias terjangkit virus shopacholic” ?, ia tidak lagi dapat membedakan, mana kebutuhan, mana keinginan atau mana hobby. Sebagai anak Tuhan, kita perlu mewaspadai diri kita agar tidak terkena virus ini, dengan cara menghindari atau menghilangkan gejala-gejala shophacholic berikut:
-
Gemar melihat produk baru
Memiliki kegemaran melihat produk baru, melalui media cetak, elektronik atau lewat teman, akan memicu adrenalin orang shophacholic untuk meluangkan waktu dan mencari produk tersebut, bahkan rela mengabaikan atau meninggalkan pekerjaan/kesibukannya
-
Lapar/rakus mata
Kecenderungan orang shopacholic untuk memiliki barang/benda tertentu bukan karena ia butuh, tapi hanya karena senang melihatnya lalu mengingininya, padahal nantinya tidak digunakan tapi hanya menjadi koleksi, bahkan ditelantarkan. Pada asarnya mereka tidak pernah merasa cukup dan puas dengan apa yang dimilikinya.
-
Terobsesi memiliki barang mahal dan merek terkenal
Seseorang yang cepat terpengaruh dan jadi korban lingkungan atau trend biasanya akan berusaha membeli dan memiliki barang/benda mahal dan bermerek, mereka ini sudah terjangkit virus shophacholic. Kondisi ini bisa membuat mereka nekad untuk berhutang.
-
Pusing dan Stress jika dalam beberapa hari tidak berbelanja
Keadaan ini merupakan stadium akut, karena jika tidak berbelnaja dalam 3 atau 4 hari saja orang shophacholic akan merasa gelisah, galau, pusing, stress, jadi harus di infuse atau di dopping dengan berbelanja barulah ia tenang dan sembuh.
Solusi Firman Tuhan agar tidak terkena virus shophacholic?:
-
Kembangkan prilaku gemar Firman Tuhanà Mazmur 1:1-2
Anak-anak dunia gemar dengan hal-hal duniawi, tetapi anak-anak Kerajaan Allah gemar dengan hal-hal rohani, yang salah satunya adalah membaca, merenungkan dan melakukan Firman Tuhan, dan hanya firman Tuhan yang dapat/mampu mengcounter kegemaran berbelanja.
Tuhan Yesus berkata “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan (Mat.5:6). Ingat, haus dan lapar akan mata tidak akan pernah membuat puas.
-
Kembangkan gaya hidup sederhana
Yesus berkata, “serigala ada lubangnya, burung di udara ada sarangnya, tapi anak manusia tidak punya tempat untuk meletakkan kepalanya”. Tentu saja bagi Yesus adalah perkara mudah untuk memiliki gaya hidup “High Class”, sebab Dia bisa mengadakan segala sesuatu, dan langit juga bumi adalah milikNya. Tetapi Yesus datang ke dunia bukan untuk memamerkan penampilan dan kepemilikianNya, bahkan “ Ia mengosongkan Diri”. Sederhana bukan berarti miskin, atau benilai rendah, tetapi belajar memperagakan kehidupan Yesus yang sesungguhnya dalam hidup kita.
-
Kuasai diri
Sifat buah Roh yang terakhir adalah “penguasaan diri”, artinya tanpa hal ini maka sifat buah roh yang lainnya, hambar dan tidak sempurna. Memang hanya orang yang dipenuhi Roh Kudus yang mampu menguasai diri, artinya ia dimampukan Roh Kudus mengendalikan: keinginannya, matanya, kakinya dan seluruh kehidupannya. Dan ia memiliki Damai Sejahtera.
CUKUP
Pdm. Andreas Ferryanto
Filipi 4 :19
Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Di bangku sekolah dulu, kita belajar mengenai jenis-jenis kebutuhan manusia. Di tingkat yang paling dasar, dikenal kebutuhan yang disebut kebutuhan primer yang berisi makanan, pakaian dan rumah. Secara teori, asalkan ketiga hal tersebut terpenuhi, sudah cukup untuk seseorang bisa bertahan hidup. Tapi sebagian besar dari kita tidak akan puas kalau hanya memiliki ketiga hal tersebut. Bukan karena tidak setuju bahwa sebetulnya tiga hal itu cukup untuk bertahan hidup, tapi karena kita ingin memiliki hal-hal yang lain juga.
Sampai di tahap tertentu, kemauan dan kemampuan akan hal ini dapat dikatakan baik. Sebab tentu memenuhi kebutuhan sekunder seperti kesehatan dan pendidikan memang diperlukan untuk memiliki kualitas hidup yang baik. Tapi ketika kemudian hal-hal yang tergolong kebutuhan tersier seperti internet, alat elektronik terbaru, baju mahal, dsb. juga masuk dalam daftar kebutuhan dasar hidup kita dan kita merasa tanpa itu hidup kita tidak cukup, kita perlu berhatihati. Sebab jangan-jangan kita sudah bukan lagi sekedar berusaha meningkatkan kualitas hidup, tapi sudah jatuh dalam penyakit "hidup gaya".
Penyakit ini harus diwaspadai karena penyakit ini dapat menyebabkan kita jadi cinta uang. Karena kita akan terus berusaha meningkatkan "hidup gaya " . Indikatornya adalah kita tidak pernah merasa puas. Alkitab berkata cinta uang adalah akar dari segala kejahatan. Ketika seseorang sudah cinta uang, ia akan terjerumus untuk mengejar harta tanpa lagi mempedulikan soal etika dan kebenaran. Selain itu, cinta uang mendatangkan kesusahan bagi diri kita sendiri. Sebab ketika tujuan hidup sudah berpindah dari menyenangkan Tuhan kepada mengumpulkan harta, kita tidak akan pernah merasa puas.
Masalahnya Setiap hari kita dibombardir oleh iklan televisi soal gadget terbaru,mobil terbaru,baju terbaru,dsb yang mengakibatkan kita selalu mau memiliki yang lebih. Firman Tuhan dengan jelas dalam Filipi 4:19 diatas bahwa Tuhan akan mencukupi keperluan kita. Jadi bukan Keinginan. Jadi kita harus dapat bedakan mana keinginan dan mana kebutuhan. Salah satu contoh sederhana adalah sebagai berikut, kita butuh kendaraan nah yang cocok dengan keperluan kita saat ini apakah motor atau mobil, kalau motor apakah harus yang seharga 30 juta atau belasan juta saja cukup. Kalau mobil apakah mobil dibawah 150 jt atau mobil mercedez atau toyota camry atau alphard?nah semua itu harus di sesuaikan dengan kebutuhan kita. Kalau saudara dalam pekerjaan memang membutuhkan mobil seperti itu sebagai postur, dan akan meningkatkan produktivitas saudara dan akan menjadi berkat buat banyak orang, sah-sah saja. Tapi akan menjadi sangat salah kalau kita membeli mobil jenis tertentu hanya supaya kita kelihatan bergengsi dan apalagi kita membeli sesuatu hanya karena keinginan kita tapi di luar kesangguppan kita membiayainya.
Akibat dari kesalahan menganalisa akan menyebabkan kita terjebak pada pengeluaran yang bisa jadi lebih besar dari pendapatan kita dan bahkan sampai kita dikejar-kejar hutang.
Bagaimana mengatasi hal ini?
Paulus menulis dalam Ibrani 13:5
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Kita mesti bisa merasa cukup. Ada garis "CUKUP" yang tidak oleh kita langgar.
HATI-HATI DENGAN HATI
Pdm. Andreas Ferryanto
Ulangan 8:2
Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
Kali ini kita mau belajar mengenai kita perlu hati-hati dengan hati.
Kenapa demikian?
Yeremia 17:9 berkata "Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?" Secara penampakan luar, kita bisa palsukan dengan mudah tetapi masalah hati sangatlah sulit,karena tidak ada yang tahu kondisi hati kita kecuali diri kita sendiri dan Tuhan.
Seseorang bisa saja menipu temannya tetapi dengan cara senyum manis dan sikap manipulasi yang tidak ketahuan secara fisik. Fakta nyata yang sering kita temui di sekitar kita misalnya, berapa banyak orang yang tertipu investasi uang yang kelihatanya sangat menyakinkan tetapi berujung kepada penipuan dan menghabiskan banyak uang??.Tetapi hal itu juga tidak dapat disalahkan sepihak,karena pihak yang tertipu pun mengambil keputusan itu secara sadar dan sebenarnya mereka juga tidak bisa menjaga hatinya dari keserakahan.
Di dalam Alkitab Adam dan Hawa merupakan contoh dari kegagalan dalam menjaga hati. Hawa ditipu oleh ular yang mengatakan bahwa jika Hawa memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat maka Hawa bisa menjadi Tuhan. Hawa gagal menjaga hatinya dengan ingin menyamai Tuhan, maka ia memakan buah itu. Sebaliknya , Adam pada waktu ditanya oleh Tuhan soal kejadian itu juga gagal menjaga hati, daripada bertanggung jawab terhadap kesalahan hawa,sebaliknya Adam melemparkan tanggung jawabnya kepada Hawa.
Dengan kata lain, ada prinsip penting dalam hal ini yaitu Hati. Hati yang tidak terjaga merupakan pintu masuk Dosa. Berapa sering kita terjerumus dosa karena kalau kita boleh jujur adalah akibat dari kita tidak menjaga hati kita?
Sebagai contoh :
Berapa banyak orang terluka oleh perkataan kita akibat jauh di dalam hati kita sebenarnya kita iri kepada orang lain sehingga kita mengeluarkan penilaian yang tidak murni? Berapa banyak barang yang kita beli hanya untuk memuaskan keinginan daging memiliki barang-barang tertentu? walaupun didalam hati kita tahu,kita belum membutuhkan-nya? Bahkan didalam hati kita, kita menyadari juga sebenarnya kita membeli barang-barang tertentu hanya karena kita ingin dilihat dan dihargai orang?
Hati sangat perlu dijaga karena firman Tuhan dalam Matius 15:18-19 berkata "Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat." Memang sulit bagi kita untuk mengendalikan hati kita, tetapi puji Tuhan, kita punya Allah yang tahu keterbatasan kita.
Ketika kita tidak sanggup memeriksa dan memastikan hati kita berada dalam kondisi fit dan bersih dari segala kotoran, Tuhan bersedia untuk itu. Lihatlah ayat selanjutnya dalam Yeremia di atas. "Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin." (ayat 10). Tuhan telah mengatakan bahwa Dia mau memeriksa hati kita, menyembuhkan yang terluka, membersihkan yang kotor dan mengembalikan hati kita kedalam keadaan yang baik.
Marilah sebelum melakukan hal yang berbahaya,marilah kita belajar menguji hati kita lebih lagi.
BAHAYA ASUMSI
Pdm. Andreas Ferryanto
Ayat acuan :
Amsal 4:23
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan
Ada suatu cerita dari negeri Cina. Di suatu desa kecil hiduplah seorang janda miskin bernama Siu Lan beserta seorang anak perempuanya yang baru berumur 7 tahun bernama Lie Mei. Mereka hidup sangat miskin dengan mata pencaharian utama adalah membuat dan menjajakan kue-kue di pasar. Kemiskinan dan penderitaan ini tidak membuat Lie Mei anaknya bisa bermanja-manja dengan ibunya.
Pada suatu pagi di musim dingin, selesai membuat kue, Siu Lan melihat keranjang untuk menjajakan kuenya mengalami kerusakan berat. Karena itu, ia berniat untuk membeli yang baru dan menyuruh Lie Mei kecil untuk menunggu di rumah dan jangan kemana-mana. Namun sepulangnya dari membeli keranjang, Siu Lan menjadi sangat murka karena melihat pintu rumah tidak terkunci dan Lie Mei sedang pergi entah kemana.
Ia marah-marah dan mengutuki putrinya yang tidak tahu diri. Sudah hidup susah tapi kok masih pergi bermain dengan teman-temannya. Maka, untuk memberi pelajaran pada kelakuan anaknya tersebut, Siu Lan sengaja mengunci pintu rumahnya dan pergi menjajakan kuenya. Sepulangnya ia dari menjajakan kue beberapa jam kemudian, ia sangat kaget begitu menemukan Lie Mei sudah terbaring meringkuk kaku tak bernyawa di depan pintu rumahnya yang dikunci. Siu Lan berteriak-teriak histeris sambil menggoncang-goncangkan tubuh kaku anaknya yang telah mati.
Sebongkah penyesalan besar menyesaki dadanya. Tiba-tiba, jatuhlah sebuah bungkusan kecil dari tangan Lie Mei. Tenyata itu adalah sebungkus bingkisan kecil yang berisi sebuah biskuit yang ditutup dengan kertas usang bertuliskan tulisan tangan anak semata wayangnya tersebut, "Mama sayang, Mama pasti lupa. Hari ini adalah hari ulang tahunmu. Sengaja aku membelikan biskuit kecil ini sebagai kejutan! Uangku tidak cukup untuk membeli yang besar. Oh ya, semoga Mama tidak marah karena Lie Mei tidak pamit lebih dahulu tadi. Selamat ulang tahun Mamaku tercinta, peluk cium dariku...".
Kisah di atas merupakan cerminan dari kegagalan menjaga hati.Bisa saja si ibu berpikir positif tentang kepergian Lie Mei tapi terlepas dari itu, dia tetap memilih asumsi negatif terhadap anaknya itu. Sering di dalam kehidupan kita, Asumsi kita membuat tindakkan atau perkataan kita, bahkan respon kita menjadi salah. Sangat sering kita dengan cepat mengambil kesimpulan yang negatif terhadap suatu kejadian tertentu atau perkataan tertentu dari seseorang.
Amsal berkata sangat penting kita menjaga hati kita, Hati kita ini sangat perlu dijaga supaya asumsi dan keputusan yang kita ambil selaras dengan Firman Tuhan, Nah salah satu cara untuk menjaga hati adalah dengan memberi makan hati kita dengan Kebenaran Firman Tuhan, tanpa memberi makan hati kita dengan Firman maka hati kita bisa bergeser ke arah yang membahayakan. Bagaimana mungkin kalau kita memiliki teko kita mengharapkan susu tapi yang kita isi ke dalam teko tersebut adalah teh?.
Filipi 4:8 berkata "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu". Marilah kita belajar untuk tidak dengan cepat memilkii asumsi yang salah terhadap sebuah kejadian atau terhadap orang lain. Terlalu cepat mengambil penilaian fatal akibatnya.
rang yang mempraktekkan kasih?